Informasi Seputar Guru & Pendidikan

Langkah-Langkah Penyusunan Kisi-Kisi dan Kartu Soal HOTS

Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melaksanakan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari banyak sekali informasi yang berbeda- beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.

Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja.Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan problem (problem solving), memilih taktik pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.

Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus.Stimulus merupakan dasar untuk membuat pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global ibarat problem teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan ibarat budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau banyak sekali keunggulan yang terdapat di kawasan tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mensugesti kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS

Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada banyak sekali bentuk penilaian kelas. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS.
  1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
  2. Berbasis permasalahan kontekstual
  3. Menggunakan bentuk soal beragam
    • Pilihan ganda
    • Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)
    • Isian singkat atau melengkapi
    • Jawaban singkat atau pendek
    • Uraian
Terdapat beberapa kata kerja operasional (KKO) yang sama namun berada pada ranah yang berbeda. Perbedaan penafsiran ini sering muncul saat guru menentukan ranah KKO yang akan digunakan dalam penulisan indikator soal. Untuk meminimalkan permasalahan tersebut, Puspendik (2015) mengklasifikasikannya menjadi 3 level kognitif sebagaimana digunakan dalam kisi-kisi UN semenjak tahun pelajaran 2015/2016. Pengelompokan level kognitif tersebut yaitu: 1) pengetahuan dan pemahaman (level 1), 2) aplikasi (level 2), dan 3) kebijaksanaan budi (level 3). Berikut dipaparkan secara singkat penjelasan untuk masing-masing level tersebut.

1.   Pengetahuan dan Pemahaman (Level 1)
Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 yaitu mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural.Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar, alasannya untuk menjawab soal tersebut penerima didik harus dapat mengingat  beberapa rumus  atau peristiwa, menghafal definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melaksanakan sesuatu. Namun soal-soal pada level 1 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan adalah: menyebutkan, menjelaskan, membedakan, menghitung, mendaftar, menyatakan, dan lain-lain. 


2.   Aplikasi (Level 2)
Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi mencakup dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal pada level 2 yaitu mengukur kemampuan: a) menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau b) menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan problem kontekstual (situasi lain). Bisa jadi soal-soal pada level 2 merupakan soal kategori sedang atau sukar, alasannya untuk menjawab soal tersebut penerima didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi/konsep, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melaksanakan sesuatu. Selanjutnya  pengetahuan  tersebut  digunakan  pada  konsep  lain  atau  untuk  menyelesaikan permasalahan kontekstual. Namun soal-soal pada level 2 bukanlah merupakan soal-soal HOTS. Contoh   KKO   yang   sering   digunakan   adalah:   menerapkan,   menggunakan,   menentukan, menghitung, membuktikan, dan lain-lain. 

3.   Penalaran (Level 3)
Level kebijaksanaan budi merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), alasannya untuk menjawab soal-soal pada level 3 penerima didik harus bisa mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta memiliki logika dan kebijaksanaan budi yang tinggi untuk memecahkan masalah-masalah   kontekstual (situasi nyata yang tidak rutin). Level kebijaksanaan budi mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4)menuntut kemampuan penerima didik untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan penerima didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan.

Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan bahan yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian bahan yang akan ditanyakan (yang menuntut kebijaksanaan budi tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh alasannya itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan bahan ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi kawasan di sekitar satuan pendidikan.Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.

1.   Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS.Guru-guru secara berdikari atau melalui forum MGMP dapat melaksanakan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.

2.   Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diharapkan untuk memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih bahan pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.

soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir  Langkah-Langkah Penyusunan Kisi-Kisi dan Kartu Soal HOTS

3.   Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong penerima didik untuk membaca stimulus.  Stimulus  yang menarik umumnya baru, belum  pernah dibaca oleh  penerima didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong penerima didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau kawasan setempat.

4.   Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.

5.   Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci tanggapan dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.

Untuk Lebih Jelas dan detailnya silahkan anda unduh Modul Penyusunan Soal HOTS  Tahun 2017

Back To Top